Sabtu, 30 Juli 2011

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Bismillahirrahmanirrahim
Al-IslamuYa'lu wa La Yu'la 'Alaih
( Islam itu tinggi dantidak ada yang melebihi ketinggiannya )

"sangat banyak orang yangdengan mudah melakukan da'wah, namun begitu sedikit yang mencintai da'wah ... "
Takada yang kita ketahui akan takdir yang akan kita lewati disebabkan keterhijabanterhadap masa depan, namun sangatlah layak kalau kita meng-ikhlaskan diri untukmenyesuaikan dengan takdir yang akan berhadir dalam kehidupan kita. Begitu jugayang terjadi dengan saya, STAN bukanlah pilihan yang benar-benar saya pilih.Sebab ada sebuah gambar/lambang yang selalu mendorong untuk menggiatkan diri memasukidunia kampus, sering lambang itu ku tatap dan mulai lagi semangat membuncahsebuah tangan yang menggenggam dunia. Dan sudah jelas sekali ketika sayamenetapkan pilihan di STAN, maka saya tidak akan menjadi bagiannya secaralangsung, hingga STAN dengan perlahan dan pasti saya hapuskan dari daftarpilihan kampus yang ingin saya tuju.
UniversitasPadjadjaran, kampus perjuangan yang saya harap dapat meluahkan kerinduan dankeinginan untuk bergabung dengan wadah tersebut, tapi lagi-lagi , keterhijabanakan masa depan, tak lebih dua bulan saya harus meninggalkannya danmenginjakkan kaki di STAN , tak bisa mengelak dari keinginan orang yangmelahirkan saya, akhirnya rela besahabat dengan STAN. Harapan tak selamanyasesuai dengan kenyataan.
Setibadisini, di kampus ini, aku tahu kalau tak akan ada hal yang "aneh" yang akansaya dapati. Cukup saya merasa nyaman di lingkungan yang memang memberikenyamanan, enam tahun berada di asrama dan tetap ingin marasa nyaman. Setelahmelihat manusia- manusia " sejenis" membuat saya merasa lega. Tarbiyah tetapmenjadi hal yang saya tuju dan saya tahu tak akan berhenti di STAN ini, setelahenam tahun merasakannya , takkan mudah untuk menghapusnya. Moga untukselamanya.
Jejak yang masih amatsedikit, namun ingin terus diciptakan. Bahkan mungkin jejak itu tak berartiapa-apa ketika niat hati bukanlah untuk menorehkan jejak, hanya jejak yangsejenak terhapus tak meninggalkan bias yang bisa direkam dan diulas kembali.Jejak yang ingin di torehkan dengan langkah yang pasti "mencintai dawah". Karena saya belum merasakan perjuanganyamg lebih disini , hanya langkah-langkah kecil yang mungkin tidak berarti untukorang-orang yang telah melangkah lebih dulu dan dengan gilang gemilangmenyempurnakan langkah-demi langkah jejak yang terekam jelas di benak orangsekitarnya, benak sahabatnya, dan membingkainya dalam benaknya sendiri. Biarlahsaya belajar dulu, mengalahkan niat-niat yang terkadang menyimpang hinggajejak-ku tak lagi bisa ku sambung karena terputus di tengah kelelahan yang takseharusnya ada sebelum kaki ini menginjak syurgaNya. Biarlah saya belajardulu  mengabadikan jejak yang tidak hanyasaya yang tahu dan berbangga atas apa yang saya kerjakan, namun sungguh tak adaartinya buat mereka. Biarlah saya belajar dulu mencipta jejak yang meninggalkanbekas hingga jadi pembelajaran buat mereka yang akan mulai menjejakkanlangkahnya juga hingga tak ada kesalahan kedua. Biarlah dulu saya belajarmerencanakan jejak-jejak yang ingin saya buat hingga tak hanya sekadar jejak.Dan izinkan untuk belajar mengatakan" aku mencintai da'wah " sebab lisan katasering tak seiring dengan lisan hal. Jejak apa yang ingin ku buat ??? yang akutahu, aku mengenal tarbiyah tak kurang dari enam tahun, dan langkah-langkah itutelah mengajariku menda'wahi diri sendiri, tapi apakah aku mencintai da'wah dansegala  yang ada didalamnya ?  moga hati ini memang meng-iya-kan, tak hanyadi lisan. Dan jejak ku, sudah ku coba membingkainya dalam jalan-jalan yang kulewati, dan hanya Allah yang tahu kapan jejak itu mulai ku buat. Dan moganantinya terekam jelas di benak insan-insan da'wah karena sudah ku goreskansecara nyata kerja da'wah yang ingin ku gapai dan kutinggalkan jejak dannantinya aku merupakan sang pembuat jejak di jalan da'wah yang teramat akucintai ini. Insya Allah. Duatun la Qudlah ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar