Sabtu, 30 Juli 2011

Al-imaanu yaziidu wa yanqush ( iman itu bertambah dan berkurang )

Bismillahirrahmanirrahim ,,,
Al-imaanu yaziidu wa yanqush
( iman itu bertambah dan berkurang )

Sebuah ringkasan kata yang tidak muluk, yang muncul dari rijalul hadits, Imam At-Tirmidzi. Tegas menegaskan, jelas menjelaskan, tidak terbantah sebab yang ingin membantah tahu kalau begitulah adanya dengan iman. Iman yang tumbuh menyubur dalam diri yang terkadang akan layu mengering, meranggas.
Yaziidu  bith thaa’ah, wa yanqushu bil ma’shiyah ,,,
Bertambah oleh sebab ketaatan dan berkurang karena kedurhakaan …
Begitulah mereka yang kaya dengan ilmu, merumuskan hal yang begitu rumit menjadi kalimat yang pendek dan sederhana, namun begitu kaya dengan makna. Sementara kita yang naïf ini, begitu seringnya tergoda untuk merumitkan  sesuatu yang sederhana agar disangka ‘alim, agar terlihat pandai, agar terkesan cerdas. Padahal tak satu pun dari untaian kalimat kita yang berbusa-busa di fahami orang, tak sedikit pun memberi kepahaman, dan seluruhnya jauh dari makna yang membangkitkan amal shalih. Astagfirullaahal ‘adhim.
Apa kabar iman kita hari ini ?
Mungkinkah ia tumbuh menyubur ,,, menghijau ,,, berbuah ,,,
Mungkinkah ia tinggi menjulang menghendaki berkah dari langit ,,,
Mungkinkah rapi berjalan di muka bumi menebar kebaikan ,,,
Ataukah ,,, ia sedang diam tanpa gerak ,,,
Ataukah ,,, ia gelisah tanpa kepastian ,,,
Ataukah ,,, ia bersembunyi, mengerdil dari amal-amal yang sudah menunggu ,,,
***
Tidak curigakan kita, saat amal tak lagi seindah yang kemarin, tak lagi se-rapih dulu, tak jauh dari kata berantakan, serampangan, “seadanya “ ,,,
Saat shalat-shalat wajib terasa seperti beban yang harus segera tertunai tanpa makna ,,, bukan bentuk kerinduan untuk bersua dengannya sebab bukankah hakikatnya saat shalat adalah saat bertemu denganNya ?
Saat kebosanan menjalari diri ini hanya untuk menyelesaikan 1 Juz kalam-Nya ,,, atau khatam 1 juz dengan keterburu-buruan tanpa penghayatan ,,,
Tidak sadarkah kita, saat malam enggan membangunkan kita untuk berdiri menjejak bumi dalam shalat yang khusyuk penuh harap ,,,
Saat shalat-shalat sunah menjadi prioritas kesekian dari  kesekian kali ,,,
Saat ukhuwah rasanya bermasalah ,,, senyuman yang tulus dianggap senyum sinis, nasehat dikira ejekan, saran diartikan “penyepelean “ ,,,
Sungguh ,,, berbahagialah untuk mereka yang sadar sepenuhnya. Kala langit beganti tabir, kala tangan mulai menghitung amalan yang tertempel di dinding kamar, di dinding hati  dan kala itu ,,, Istighfar memenuhi lisan, meneduhkan hati. Terlihat tunduklah wajah itu dihiasi tangis penyesalan. Dan ia tahu ,,, iman-nya sedang yanqush ,,, yanqush karena kedurhakaan.
Ya Ilahi ,,, kedurhakaan apa yang telah kami perbuat, kema’siatan apa yang sudah kami kerjakan ,,,
Mungkinkah ada saudara kami yang menangis, tersakiti hatinya  karena lisan ini yang terkadang berbuah pahit ,,, karena gerak ini yang tertafsir kasar ,,,
Mungkinkah Engkau yang tersakiti dengan kelancangan-kelancangan kami yang berani menghalau KecintaanMu dan mengundang kebencianMu ,,,
Ampuni kami Ya Ilah kami ,,,
Sungguh, kami mungkin sedang memilih satu diantara dua jalan yang Kau ilhamkan ,,, “ fujhuurohaa wa taqwaahaa ,,, “
Jalan ketaqwaan itu tidak sedang kami pilih ,,  tapi jalan yang satu-nya ,,,
Ampuni kami Ya Rahiim ,,,
Sabarkan kami atas kemaksiatan ,,, selamatkan kami atas kecenderungan hawa nafsu yang buruk menghinakan ,,,
Inilah kami, hambaMu ,,,
Iman yang turun karena kedurhakaan, kema’siatan ,,,
Ajari kami untuk memiliki iman yang benar ,,, melaksanakan ibadah yang benar ,,, dan selalu ber-mujahadah ,,,
Izinkan kami mengejar amaliyah hamba-hambaMu yang terpilih ,,,
Hingga cahayaMu layak untuk ada dalam hidup kami ,,,


@C35 : 08.46
Rabu, 08 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar